Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan bertahan dan akan tersingkir dari dunia usaha yang dijalankannya. Hal ini berkaitan dengan salah satu tujuan yang penting dan harus diusahakan oleh semua jenis usaha yaitu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu yang lama (going concern), selain tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba. Dengan persaingan yang ketat maka perusahaan memerlukan dana yang cukup banyak, sedangkan pembiayaan yang ada selama ni sulit didapat. Kondisi ini mengakibatkan perusahaan mencari sumber pembiayaan yang lain yaitu mengeluarkan sebagian sahamnya.
Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya melalui proses go public. Perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investor karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan.
Investasi merupakan komitmen dana pada saat ini yang diharapkan menghasilkan tambahan dana dimasa depan. Pasar modal bisa menjadi harapan yang menguntungkan bagi para investor, namun mereka harus mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi karena investasi dipasar modal mengandung unsur ketidakpastian. Salah satu sumber investasi yang dapat digunakan investor adalah laporan keuangan. Dengan melihat laporan keuangan dari suatu perusahaan maka para investor dapat menilai apakah saham perusahaan tersebut aktif diperdagangkan dibursa atau tidak. Jika saham perusahaan tidak aktif diperdagangkan maka tidak ada perubahan harga dan tidak ada transaksi perdagangan sehingga return akan nol dan oleh sebab itu para investor berkepentingan dengan informasi kinerja perusahaan.
Pemilihan investasi yang tepat akan mencerminkan perusahaan sebagai tempat penanaman modal yang baik bagi investor, sehingga hal ini akan membantu mempertinggi nilai perusahaan. Disamping itu, bila perusahaan berkembang baik, maka nilai perusahaan akan meningkat sehingga nilai investasi pada perusahaan juga meningkat akibatnya harga saham akan meningkat dan pendapatan saham juga meningkat. Investor yang melakukan investasi pada saham dapat memperoleh pendapatan yang tinggi, melalui pemilihan saham perusahaan yang berprospek cerah, sehingga investor mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk memperoleh pendapatan saham lebih besar dimasa yang akan datang.
Berbagai teknik analisis digunakan pada analisis laporan keuangan untuk menekankan pentingnya suatu data disajikan (secara relatif dan komparatif), dan untuk mengevaluasi posisi perusahaan. Untuk meningkatkan tingkat kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu metode analisa rasio yang bertujuan untuk menganalisa posisi keuangan suatu perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat peranan kinerja perusahaan sangat penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan yang bergerak di bidang Komunikasi dan Informasi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan pembuatan penulisan ilmiah dengan judul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT EXCELCOMINDO PRATAMA TBK TRIWULAN 1,2,3 PADA PERIODE 2007-2009 ”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung rasio profitabilitas Net Profit Margin, Return On Investment, Return on Equty dan Earning Per Share PT Excelcomindo Pratama Tbk Triwulan 1,2,3 pada periode 2007-2009.
2. Apakah rasio profitabilitas Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity dan Earning Per Share Mempunyai hubungan dan pengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham PT. Excelcomindo Pratama Tbk triwulan 1,2,3 pada periode 2007-2009.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan mencari hubungan atau pengaruh antara kinerja Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity dan Earning Per Share keuangan terhadap harga saham. Untuk mendapatkan arah pembahasan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan pada laporan keuangan PT Excelcomindo Pratama triwulan 1,2,3 pada periode 2007-2009 melalui analisis rasio keuangan, analisis deskriftif, korelasi, dan regresi linier berganda.
1.4 Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada perumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Rasio Probalitas Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity dan Earning Per Share pada PT. Excelcomindo Pratama Tbk serta pengaruhnya terhadap harga saham selama kurun waktu 2007-2009.
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Excelcomindo Pratama Tbk serta pengarunya terhadap harga saham selama kurun waktu 2007-2009.
3. Untuk mengetahui apakah rasio profitabilitas Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity dan Earning Per Share Mempunyai hubungan dan pengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham selama kurun waktu 2007-2009.
1.5 Manfaat Penulisan
Dalam penulisan ilmiah ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
1. Manfaat Bagi Penulis
Penulisan Ilmiah ini akan menambah pengetahuan penulis mengenai kinerja keuangan terhadap harga saham PT. Excelcomindo Pratama Tbk.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
Dengan adanya penulisan ilmiah ini, diharapkan dapat memberi informasi dan manfaat bagi perusahaan dalam melakukan kinerja keuangan tehadap harga saham.
3. Manfaat Bagi Pembaca
Dengan adanya penulisan ilmiah ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan literature pelengkap dan sebagai sumber bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1. Objek Penelitian
PT. Excelcomindo Pratama Tbk yang terletak di Jl . Mega Kuningan Lot. E4-7 No.1, Jakarta 12950 .
1.6.2. Data Penelitian
Penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan neraca, laporan R/L dan harga saham yang dilakukan oleh PT. Excelcomindo Pratama Tbk triwulan 1,2,3 periode 2007-2009.
1.6.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan penggambaran perusahaan sesungguhnya yang dilakukan dengan dua teknik pengumpulan data penelitian, yaitu:
a. Studi Lapangan ( Field Study)
Dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang berada di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Pusat. Adapun data yang diperoleh yaitu neraca dan laporan laba rugi PT. Excelcomindo Pratama Tbk untuk Triwulan 1,2,3 periode 2007-2009.
b. Studi Pustaka (Library Study)
Yaitu mencari dan menelaah referensi dari buku-buku , literature-literature , catatan-catatan materi atau penulisan ilmiah lainnya yang dapat membantu penulisan dalam mentusun penulisan ilmiah ini .
1.6.4 Alat analisis yang digunakan
1. Ukuran kinerja keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas karena saham mempengaruhi ekuitas dan profitabilitas berhubungan dengan kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba,kalau likuiditas mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, sedangkan solvabilitas mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Earning Per Share (EPS). Adapun rasio profitabilitas yang digunakan terdiri dari : Net Profit Margin, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) berdasarkan laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, harga saham perusahaan.
2. Ukuran yang digunakan untuk mencari hubungan antara kinerja keuangan terhadap harga saham yaitu dengan menggunakan perhitungan analisis deskriftif, korelasi berganda, dan regresi linier berganda.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
Menurut Zaki Baridwan (1992, p.17), “laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (1999, p.2), “menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”
Laporan keuangan adalah laporan keuangan sangat perlu bagi kepentingan perkembangan perusahaan,karena dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.
Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan , yaitu pemilik perusahaan, pemerintah, kredit, maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang memungkinkan analisis untuk menelaah kondisi dan hasil dari suatu usaha.
Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002 : 2)
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu”(Kasmir , 2008:14)
“Laporan keuangan adalah dalam prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia , Jakarta 1974) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana (S.Munawir ,2006:6)
Menurut S.Munawir (2004:2) “Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam proses akuntansi yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan keuangan lainnya yang merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan misalnya investor, pemilik, pemimpin perusahaan, pemerintah dan kreditor.
Tujuan Laporan Keuangan menurut ( Ikatan Akuntan Indonesia , 2002 : 4 ) adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan mengangkat atau mengganti manajemen
2.1.3. Sifat Laporan Keuangan
Sifat Laporan Keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
1) Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact)
2) Prinsip-prinsip dan kebiasaan didalam akuntansi (Accounting Convention and Postulate)
3) Pendapat pribadi (Personal Judgment)
2.1.4. Jenis Laporan Keuangan
Keseimbangan harta terhadap kewajiban dan kepemilikan tidaklah cukup untuk memberikan gambaran yang lengkap. Pemilik usaha dan pemberi pinjaman tertarik untuk mengetahui nilai dari jenis pendapatan dan jenis beban. Mereka juga tertarik untuk mengetahui nilai dan jenis-jenis harta, kewajiban dan kepemilikan usaha pada setiap akhir periode. Untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut disajikan suatu bentuk laporan keuangan.
Laporan Keuangan ini meliputi :
1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Neraca
3. Laporan Perubahan Modal.
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui besarnya laba atau rugi perusahaan.
Laporan Rugi Laba dapat didefinisikan sebagai kesimpulan dari pendapaatan, beban-beban, dan pendapatan bersih atau rugi bersih dri suatu usaha dalam kurun waktu tertentu. Dapat juga dikatakan sebagai Laporan Laba atau Rugi, atau Laporan operasional perusahaan.
Menurut S.Munawir dikatakan bahwa : “ Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,biaya,rugi/laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (S.Munawir , 2004:26)
Menurut Wibowo dan Abu Bakar Arif dikatakan bahwa : “ Laporan Laba Rigi merupakan jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi berisi mengenai semua pendapatan (revenues) dan semua beban (expenses) yang terjadi selama periode akuntansi.
Ada 3 kemungkinan dari laporan laba-rugi yaitu :
1. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jemlah beban, maka perusahaan memperoleh laba bersih (Net Income)
2. Jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah beban, maka perusahaan memperoleh impas (Break Even Point)
3. Jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban, maka perusahaan memperoleh rugi bersih (Nett Loss)
2. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang berisi harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender.
Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : harta, hutang dan modal
Menurut S.Munawir dikatakan bahwa : “Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva,hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu (S.Munawir , 2004 : 13)
Hubungan Neraca dengan Laporan Laba Rugi
Bagi seseorang biasanya atau pada mulanya menganggap bahwa laporan perhitungan laba rugi lebih penting daripada neraca, tetapi sebenarnya keduanya sangat diperlukan oleh seseorang penganalisis karena kedua laporan itu mempunyai hubungan satu sama lainnya, bukanlah berdiri sendiri-sendiri.
Untuk mengetahui bertambahnya modal atau kekayaan perusahaan, ini hanya akan diketahui dari neraca, tetapi untuk mengetahui kemajuan atau sebab-sebab perubahan modal tersebut diperlukan laporan yang lain, yaitu laporan laba rugi.
Bagi calon kreditur untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas semua hutang-hutangnya akan dapat dilihat dalam neraca, tetapi untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang dipinjamnya sangat tergantung pada keuntungan dimasa mendatang, hal ini akan diketahui dari laporan laba rugi yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, dan hanya perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan dari modal yang dipinjamnyalah yang merupakan jaminan yang baik bagi para kreditur.
3. Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahn yang terjadi pada modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Merupakan laporan yang memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas,laporan arus kas menggantikan laporan sumber dan penggunaan dana karena dirasakan kurang informasi bagi pengguna laporan keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)
Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting, yang dianut perusahaan harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan atau sebagian catatan atas laporan keuangan.
Ikhtisar tersebut memuat penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil perusahaan , seperti : metode penyusunan aktiva tetap.
2.1.5. Pemakai Laporan Keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan(Ikatan Akuntan Indonesia,2002: 2-3), pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang diperkerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.6. Pengertian Kinerja
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu :
“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investement) atau penghasilan per saham (earnings per share).
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002: 17).
2.3. Penelitian Sejenis
VERAWATY KABAN (2003) “Analisis Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Antara PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DAN PT SEMEN CIBINONG Tbk. Untuk Periode 1998-2002’
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah berdasarkan nilai koefisien korelasi untuk Rasio Profitabilitas memiliki hubungan yang searah dan lemah sedangkan Price Earning Ratio memiliki hubungan yang searah dan cukup kuat untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan hubungan yang searah dan kuat untuk PT Semen Cibinong Tbk. , Earning Per Share memililiki hubungan yang tidak searah dan lemah terhadap harga saham. Berdasarkan nilai koefisien penentu yang dihasilkan menunjukkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham namun lemah.Untuk uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara Rasio Profitabilitas, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio dengan harga saham pada kedua perusahaan tersebut untuk periode 1998-2002. Hal ini bukan disebabkan oleh kinerja perusahaan yang kurang baik, tetapi lebih dikarenakan situasi perekonomian yang kurang menguntungkan, yaitu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terutama pada akhir tahun 2000 yang mengakibatkan kedua perusahaan tersebut mengalami rugi selisih kurs yang sangat besar.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Sejarah Perusahaan
PT Excelcomindo Pratama Tbk, (“XL” atau “Perseroan”) didirikan pda 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lesttari yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 1995, dengan kerjasama antara Rajawali Group – pemegang saham – dengan beberapa investor asing ( Nynex, AIF, dan Mitsui ), PT Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan kegiatan utama usahanya sebagai penyelenggara jasa telepon dasar.
XL mulai beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996 dengan menyediakan jasa telepon dasar menggunakan teknologi GSM. Dalam perkembangannya, XL juga memperoleh izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular untuk teknologi DCS 1800. Izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup, izin penyelenggaraan jasa internet (Internet Services Protocol/ISP) dan izin penyelenggaraan jasa internet telepon untuk keperluan publik (Voice over Internet Protocol / VoIP ). Pada tahun 2006 XL memperoleh izin penyelenggaraan seluler untuk teknologi 3G dan meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006.
3.2. Data Penelitian
Data yang penulis gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data sekunder. Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah diolah pihak perusahaan berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan berupa laporan keuangan (ikhtisar keuangan) dan harga saham PT Excelcomindo Pratama Tbk. Juga diperoleh dengan membuka website. PT Excelcomindo Pratama Tbk. Yang berada pada www.idx.co.id sebagai kerangka teoritis dan juga diperoleh dari studi kepustakaan yang meliputi literature, kerangka dan tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan penggambaran perusahaan sesungguhnya yang dilakukan dengan dua teknik pengumpulan data penelitian, yaitu :
a. Penelitian Lapangan ( Field Study)
Dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang berada di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Pusat. Adapun data yang diperoleh yaitu neraca dan laporan laba rugi PT. Excelcomindo Pratama Tbk untuk Triwulan 1,2,3 periode 2007-2009.
b. Penelitian Kepustakaaan (Library Study)
Yaitu mencari dan menelaah referensi dari buku-buku , literature-literature , catatan-catatan materi atau penulisan ilmiah lainnya yang dapat membantu penulisan dalam mentusun penulisan ilmiah ini .
3.4. Alat Analisis yang Digunakan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Sebelum mengadakan analisis terhadap kondisi dari laporan keuangan suatu perusahaan serta untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai ooleh perusahaan, umumnya yang sering digunakan sebagai ukuran adalah analisis rasio.
Dalam penulisan ilmiah penulis melakukan analisis kinerja perusahaan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara kinerja perusahaan dengan harga saham, karenanya dalam melakukan analisis rasio keuangan penulis mengambil sudut pandang pemilik perusahaan yang telah menginvestasikan modalnya bagi perusahaan.
Oleh karena itu penulis hanya akan membahas analisis rasio yang berhubungan yaitu:
1. Rasio Profitabilitas, yang terdiri dari :
a. Laba Bersih Dibanding Penjualan (Net Profit Margin)
Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara laba bersih dengan pendapatan bersih.
Net Profit Margin (NPM) = Laba bersih setelah pajak x100%
Pendapatan Bersih
b. Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Investment)
Rasio ini sering juga disebut dengan Return On Total Assests. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
Return On Investment (ROI) = Laba bersih setelah pajak x100%
Total Aktiva
c. Rasio Pengembalian Modal (Return On Equity)
Rasio ini disebut juga Return On Net Worth. Rasio ini untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik dan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik.
Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah pajak x100%
Modal Pemilik (Equity)
2. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Dalam perhitungan Earning Per share, kita mengenal 2 jenis Earning Per Share, yaitu Earning Per Share Historis dan Earning Per share Proyektif. Earning Per Share Historis merupakan Earning Per Share yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan-perusahaan pada tahun buku yang telah lampau. Sedangkan Earning Per Share Proyektif merupakan Earning Per Share yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi-asumsi sesuai dengan proyeksi kinerja emiten.
Earning Per Share (EPS) = Laba bersih setelah pajak x100%
Jumlah saham yang diterbitkan
3. Variabel Pengukurannya
Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel sebagai berikut :
Variabel tidak bebas ( Dependen Variabel)
Penulis Menentukan Harga saham Sebagai Variabel tidak bebas karena harga saham yang berubah-ubah sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.
Y= Harga saham
Harga saham Yang diambil adalah harga saham penutup.
Variabel Bebas (Independen Variabel
Variabel bebas diambil dari kinerja keungan perusahaan.
Rasio Profitabilitas Terdiri dari :
X1 = Net Profit Margin ( NPM )
X2 = Return Investment (ROI)
X3 = Return On Equity ( ROE )
Rasio EPS Terdiri dari :
X4 = Earning Per Share ( EPS )
Rasio Ini di Ukur dengan Membandingkan antara laba bersih perusahaan dan jumlah saham yang beredar
4. Analisis Deskriftif
Analisa deskriftif adalah digunakan untuk pengujian mean, standar deviasi dan standar kesalahan untuk menggambarkan distribusi data apakah normal atau tidak maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
5. Analisis Korelasi bivariate person
Analisa korelasi ( bivariat corelation ) untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengatahui arah hubungan antara yang terjadi antara dua variabel tersebut maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
6. Analisis Regresi Linier Berganda
Adalah regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua variabel atau lebih variabel independen ( X1,X2X3,X4 ) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen hubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. data yang digunakan bersekaka interval atau rasio maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
a. Analisa Korelasi Ganda ( R )
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1,X2,X3 dan X4 ). Terhadap dependen ( Y ) atau serentak. koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen ( R ) maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
b. Analisa korelasi Determinasi ( R2 )
Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,X2,X3,dan X4) secara serentak terhadap variabel dengan dependen (Y). koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen R2 maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
c. Uji Regresi bersama-sama ( Uji- F )
Uji f test, didapat f nilai hitung untuk variabel independen secara bersama-sama terhadap harga saham. Uji f digunakan untuk menguji hipotesa penelitian, yang ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu : membandingkan angka f hitung (staf) dengan tabel f. maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
d. Koefisien Regresi Uji Parsial ( Uji T )
Uji t merupakan uji signifikan pengaruh masing-masing koefisien regresi dan variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan diketahui akan diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap harga saham. Uji t digunakan untuk menguji hipotesa penelitian, yang melalui dua pendekatan, yaitu membandingkan angka t hitunga dengan t tabel maka hasil output yang didapat dengan menggunakan SPSS.
Rabu, 14 April 2010
Minggu, 04 April 2010
metode penelitian
STUDI KEPUSTAKAAN/MENYUSUN KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN JENIS PENELITIAN
Oleh :
Dr. Hj. Dewi L. Badriah, M.Kes.
Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait dengan upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian penelitian yang dilakukan. Selanjutnya kerangka teoritis yang disusun akan bermanfaat pada saat peneliti menentukan hipotesis penelitian.
1. Studi Kepustakaan
Setelah seorang peneliti telah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan: teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai upaya Studi Kepustakaan untuk penelitian.
Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan mempunyai beberapa fungsi, meliputi:
1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang direncanakan.
2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia.
4. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel, instrumen, dan analisis data yang digunakan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya.
5. Menyediakan temuan, kesimpulan penelitian yang dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.
Studi kepustakaan dari sumbernya dibedakan menjadi dua bagian yaitu: kepustakaan konseptual dan kepustakaan penelitian. Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep atau teori-teori yang ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang dalam penyampaiannya sangat ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para ahli tersebut. Sebaliknya kepustakaan penelitian meliputi laporan penelitian yang telah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah.
Bagi para pemula disarankan untuk menggunakan studi kepustakaan yang berasal dari kepustakaan konseptual, untuk lebih memudahkan dalam merangkum dan mengkategorikan teori, sesuai dengan kebutuhan pada saat akan membuat kerangka konseptual.
Didasarkan pada hal tersebut di atas, maka ada beberapa strategi dalam menyampaikan studi kepustakaan:
1. Ungkapkan kajian pustaka yang benar-benar terkait erat dengan variabel penelitian.
2. Ungkapkan kajian pustaka dengan urutan dari mulai paparan variabel bebas sampai dengan variabel terikat atau ungkapkan dari variabel yang cakupannya umum dan luas ke arah variabel yang spesifik. Tentu saja secara luas dan nampak saling menyapa antar paparan variabel tersebut dan bukan merupakan kumpulan kutipan sehingga tidak menjadi suatu pola pemikiran yang menyeluruh.
3. Dapat diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik sampel dan demografinya, bila memang dibutuhkan.
2. Kerangka Konsep
Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti akan sangat membantu dalam menentukan arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada studi kepustakaan.
Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel.
Dengan adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi:
a. Minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis.
b. Memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya.
Contoh “pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah konsep, maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah. Konsep-konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Interkorelasi konsep
Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konseptual tentu saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada lingkup area masalah yang akan dijadikan penelitian. Dengan demikian kerangka konseptual yang dibuat merupakan paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari konsep-konsep (deduksi) dan hasil empirikal (induksi).
Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.
3. Merumuskan Hipotesis
3.1 Pengertian hipotesis
Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian.
Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
1. Membaca dan menelaah ulang (reviu) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.
2. Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.
3.2 Manfaat Hipotesis
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan pemikiran kreativ dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
3.3 Ciri hipotesis yang baik
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas:
1. Olahraga teratur dengan dosis rendah selama 2 bulan dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada pasien IDDM.
2. Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan.
3.4 Menggali hipotesis
Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.
2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.
3. Materi bacaan dan literatur yang valid.
4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.
5. Data empiris yang tersedia.
6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.
Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:
1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
3.5 Jenis-jenis Hipotesis
Penetapan hipotesis tentu didasarkan pada luas dan dalamnya serta mempertimbangkan sifat dari masalah penelitian. Oleh karena itu, hipotesispun bermacam-macam, ada yang didekati dengan cara pandang: sifat, analisis, dan tingkat kesenjangan yang mungkin muncul pada saat penetapan hipotesis.
3.5.1 Hipotesis dua-arah dan hipotesis satu-arah
Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan.
Contoh hipotesis dua arah:
1. Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
2. Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.
Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam hipotesis satu-arah. Contoh:
1. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
2. Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar siswa.
3.5.2 Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi.
Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan usia menarche yang berarti antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolah tersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan parameter mean bagi populasi adalah . Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut adalah:
Ha; 1≠ 2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
Ha: 1 > 2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha; 1- 2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah)
Ha: 1 - 2 > 0 (Hipotesis satu-arah) IDM
Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil.
Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho; 1- 2 = 0 (Hipotesis dua-arah)
Ho: 1= 2= 0 (Hipotesis satu-arah)
Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan hipotesis alternatif.
3.6 Kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Macam kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
a. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha dan diberi simbol atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.
b. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta dan diberi simbol .
Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001. Misalnya saja ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5 orang lainnya terjadi penyimpangan.
Cara pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score ataupun T-score. Apabila harga Z-score atau T-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak diterima dan sebaliknya.
4. Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian yang diungkapkan. Namun demikian, jenis penelitian secara umum dapat digolongkan sebagaimana yang akan dipaparkan berikut ini.
4.1. Jenis Penelitian Menurut Pendekatan Analitik
Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
4.1.1 Jenis penelitian kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitaif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum. Jenis penelitian deskriptif yang cukup dikenal adalah penelitian survei.
b. Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan kesimpulannya adakalanya bersifat umum.
4.1.2 Jenis penelitian menurut pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif pada umumnya menekankan analisis proses dari proses berfikir secara deduktif dan induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, akan tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.
4.2 Jenis Penelitian Menurut Tujuan
Jenis penelitian menurut tujuan terdiri dari:
4.2.1 Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
4.2.2 Penelitian Pengembangan
Jenis penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
4.2.3 Penelitian Verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
4.3 Jenis Penelitian Menurut Waktu
4.3.1 Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri: waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Jenis penelitian ini sering digunakan pada penelitian lingkup Epidemiologi dengan beberapa rancangan yang khas, seperti kohort, cross-sectional, dan kasus kontrol.
a. Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian follow up atau penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub-kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohort adalah:
a. dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan.
b. melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan.
c. dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dari masing-masing kelompok studi.
d. peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.
Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu, maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan penelitian.
Rancangan penelitian kohort prospektif, jika paparan sedang atau akan berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan kohort retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian prospektif historik.
b. Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
Penelitian lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu.
Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan dari populasi tersebut. Instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuisioner.
c. Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayar terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dari populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.
4.4 Jenis Penelitian Menurut Rancangan
Ada beberapa jenis penelitian yang didasarkan pada rancangan yang digunakan untuk memperoleh data, misalnya penelitian korelasional, kausal-komparatif, eksperimen, dan penelitian tindakan (action research).
4.4.1 Penelitian Korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
a. Studi yang mempelajari hubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi semester pada mahasiswa STIKes di Wilayah Jawa Barat.
b. Studi analisis faktor mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis persalinan di desa tertinggal.
4.4.2 Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable” dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
4.4.3 Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a. Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
b. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuan eksperimental.
c. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, dan penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.
d. Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e. Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
f. Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
4.4.4 Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
a. Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut.
b. Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku.
c. Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat dijaga.
4.4.5 Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
a. Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
b. Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
c. Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
b. Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan baru.
c. Penelitian mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
d. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.
sumber : www.kopertis4.or.id/.../studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc
Oleh :
Dr. Hj. Dewi L. Badriah, M.Kes.
Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait dengan upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian penelitian yang dilakukan. Selanjutnya kerangka teoritis yang disusun akan bermanfaat pada saat peneliti menentukan hipotesis penelitian.
1. Studi Kepustakaan
Setelah seorang peneliti telah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan: teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai upaya Studi Kepustakaan untuk penelitian.
Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan mempunyai beberapa fungsi, meliputi:
1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang direncanakan.
2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia.
4. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel, instrumen, dan analisis data yang digunakan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya.
5. Menyediakan temuan, kesimpulan penelitian yang dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.
Studi kepustakaan dari sumbernya dibedakan menjadi dua bagian yaitu: kepustakaan konseptual dan kepustakaan penelitian. Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep atau teori-teori yang ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang dalam penyampaiannya sangat ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para ahli tersebut. Sebaliknya kepustakaan penelitian meliputi laporan penelitian yang telah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah.
Bagi para pemula disarankan untuk menggunakan studi kepustakaan yang berasal dari kepustakaan konseptual, untuk lebih memudahkan dalam merangkum dan mengkategorikan teori, sesuai dengan kebutuhan pada saat akan membuat kerangka konseptual.
Didasarkan pada hal tersebut di atas, maka ada beberapa strategi dalam menyampaikan studi kepustakaan:
1. Ungkapkan kajian pustaka yang benar-benar terkait erat dengan variabel penelitian.
2. Ungkapkan kajian pustaka dengan urutan dari mulai paparan variabel bebas sampai dengan variabel terikat atau ungkapkan dari variabel yang cakupannya umum dan luas ke arah variabel yang spesifik. Tentu saja secara luas dan nampak saling menyapa antar paparan variabel tersebut dan bukan merupakan kumpulan kutipan sehingga tidak menjadi suatu pola pemikiran yang menyeluruh.
3. Dapat diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik sampel dan demografinya, bila memang dibutuhkan.
2. Kerangka Konsep
Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti akan sangat membantu dalam menentukan arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada studi kepustakaan.
Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel.
Dengan adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi:
a. Minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis.
b. Memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya.
Contoh “pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah konsep, maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah. Konsep-konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Interkorelasi konsep
Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konseptual tentu saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada lingkup area masalah yang akan dijadikan penelitian. Dengan demikian kerangka konseptual yang dibuat merupakan paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari konsep-konsep (deduksi) dan hasil empirikal (induksi).
Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.
3. Merumuskan Hipotesis
3.1 Pengertian hipotesis
Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian.
Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
1. Membaca dan menelaah ulang (reviu) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.
2. Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.
3.2 Manfaat Hipotesis
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan pemikiran kreativ dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
3.3 Ciri hipotesis yang baik
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas:
1. Olahraga teratur dengan dosis rendah selama 2 bulan dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada pasien IDDM.
2. Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan.
3.4 Menggali hipotesis
Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.
2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.
3. Materi bacaan dan literatur yang valid.
4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.
5. Data empiris yang tersedia.
6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.
Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:
1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
3.5 Jenis-jenis Hipotesis
Penetapan hipotesis tentu didasarkan pada luas dan dalamnya serta mempertimbangkan sifat dari masalah penelitian. Oleh karena itu, hipotesispun bermacam-macam, ada yang didekati dengan cara pandang: sifat, analisis, dan tingkat kesenjangan yang mungkin muncul pada saat penetapan hipotesis.
3.5.1 Hipotesis dua-arah dan hipotesis satu-arah
Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan.
Contoh hipotesis dua arah:
1. Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
2. Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.
Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam hipotesis satu-arah. Contoh:
1. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
2. Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar siswa.
3.5.2 Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi.
Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan usia menarche yang berarti antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolah tersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan parameter mean bagi populasi adalah . Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut adalah:
Ha; 1≠ 2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
Ha: 1 > 2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha; 1- 2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah)
Ha: 1 - 2 > 0 (Hipotesis satu-arah) IDM
Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil.
Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho; 1- 2 = 0 (Hipotesis dua-arah)
Ho: 1= 2= 0 (Hipotesis satu-arah)
Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan hipotesis alternatif.
3.6 Kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Macam kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
a. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha dan diberi simbol atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.
b. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta dan diberi simbol .
Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001. Misalnya saja ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5 orang lainnya terjadi penyimpangan.
Cara pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score ataupun T-score. Apabila harga Z-score atau T-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak diterima dan sebaliknya.
4. Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian yang diungkapkan. Namun demikian, jenis penelitian secara umum dapat digolongkan sebagaimana yang akan dipaparkan berikut ini.
4.1. Jenis Penelitian Menurut Pendekatan Analitik
Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
4.1.1 Jenis penelitian kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitaif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum. Jenis penelitian deskriptif yang cukup dikenal adalah penelitian survei.
b. Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan kesimpulannya adakalanya bersifat umum.
4.1.2 Jenis penelitian menurut pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif pada umumnya menekankan analisis proses dari proses berfikir secara deduktif dan induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, akan tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.
4.2 Jenis Penelitian Menurut Tujuan
Jenis penelitian menurut tujuan terdiri dari:
4.2.1 Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
4.2.2 Penelitian Pengembangan
Jenis penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
4.2.3 Penelitian Verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
4.3 Jenis Penelitian Menurut Waktu
4.3.1 Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri: waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Jenis penelitian ini sering digunakan pada penelitian lingkup Epidemiologi dengan beberapa rancangan yang khas, seperti kohort, cross-sectional, dan kasus kontrol.
a. Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian follow up atau penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub-kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohort adalah:
a. dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan.
b. melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan.
c. dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dari masing-masing kelompok studi.
d. peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.
Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu, maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan penelitian.
Rancangan penelitian kohort prospektif, jika paparan sedang atau akan berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan kohort retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian prospektif historik.
b. Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
Penelitian lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu.
Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan dari populasi tersebut. Instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuisioner.
c. Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayar terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dari populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.
4.4 Jenis Penelitian Menurut Rancangan
Ada beberapa jenis penelitian yang didasarkan pada rancangan yang digunakan untuk memperoleh data, misalnya penelitian korelasional, kausal-komparatif, eksperimen, dan penelitian tindakan (action research).
4.4.1 Penelitian Korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
a. Studi yang mempelajari hubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi semester pada mahasiswa STIKes di Wilayah Jawa Barat.
b. Studi analisis faktor mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis persalinan di desa tertinggal.
4.4.2 Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable” dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
4.4.3 Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a. Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
b. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuan eksperimental.
c. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, dan penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.
d. Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e. Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
f. Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
4.4.4 Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
a. Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut.
b. Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku.
c. Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat dijaga.
4.4.5 Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
a. Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
b. Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
c. Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
b. Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan baru.
c. Penelitian mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
d. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.
sumber : www.kopertis4.or.id/.../studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc
Langganan:
Postingan (Atom)